Sabtu, 11 Februari 2012






ayooo! beli bukunya...lumayan nambah2 motivasii :D

Chiken soup

ammm, aku suka banget buku, ini kare dapat memberikan motivasi..:D
emm salah satu ceritanya kayak gini niih,


“Dalam pelajaran menggambar hari ini, kalian akan menggambar sesuatu yang paling menarik bagi kalian.” Begituah yang dikatakan oleh guru seni rupa kelas 1. Anak laki- laki itu mulai menggambar. Mula- mula ia menggambar lapangan berumput dengan crayon hijau muda, lalu mencampurkan warnanya dengan crayon hijau tua . Kemudian, anak laki- laki berkacamata itu mulai menggambar bentuk tenda segitiga di tengah lapangan dengan crayon merah tua, dan sedikit ia hiasi dengan crayon warna oranye dan kuning tua untuk daun pintu dan coraknya. “Aku sudah selesai bu !” “Aku juga !”, anak- anak lain sudah menyelesaikan tugas menggambar mereka. “Oh, bagus sekali ! Kalian pintar mengamati dan memilih warna. Apakah ini mawar ?” tanya Bu Guru. “Bukan, Bu ! Itu bunga dahlia !” jawab seorang anak perempuan berbando merah muda. “Indah sekali. Baik, ibu akan memajang karya- karya kalian di depan kelas. Mari kita tempelkan bersama- sama”. Ibu Guru itu-pun menuju ke depan kelas diikuti beberapa anak- anak, dan mulai menempelkan. Kemudian, anak laki- laki itu berteriak. “Aku sudah selesai, Bu ! Bisakah karyaku juga dipajang, Bu ?”. Ibu Guru itu melihat pekerjaan anak itu dengan tatapan heran. “Apa ini ?” tanyanya. “Itu tenda suku Indian, Bu !” jawab anak itu dengan bersemangat. “Tetapi, gambar ini tidak seperti yang seharusnya. Warna merah tua tidak pernah mereka gunakan untuk tenda mereka. Merah tua hanya dipakai untuk orang yang meninggal. Tidak pernah untuk tenda mereka.” “Kau tidak pandai mengamati sesuatu. Jadi, gambar yang salah seperti ini tidak dapat ditempelkan bersama gambar lainnya” jelas Guru tersebut. Sungguh begitu menyakiti perasaan anak laki- laki itu. Ia hanya tertunduk lesu, dan sedih. “Benarkah ?” jawabnya lirih. Ia tetap berdiri dan tertunduk sedih menatap gambarnya ketika bel pulang sekolah sudah berbunyi. Ternyata kejadian yang baru saja ia alami membekas sampai ia menginjak kelas 2.
“Pelajaran menggambar hari ini, kalian bebas menggambar apa pun yang kalian inginkan.”ujar Pak Guru. “Bolehkah aku menggambar roket, Pak Guru ?”tanya seorang anak- laki- laki berkaos lengan pendek berwarna biru laut. “Tentu saja. Kau bebas menggambar apa pun !” jawab Pak Guru itu. “Aku mau menggambar Mickey Mouse !” “Aku mau menggambar pemandangan di bawah air !” “Bagaimana dengan kaktus di padang pasir ?” anak satu dengan anak lainnya saling mengutarakan ide mereka dengan semangatnya. Si Anak laki- laki berkacamata yang kini menginjak kelas 2 hanya diam. Tidak melakukan apa- apa. “Duh, semua anak kecuali aku hampir menyelesaikan tugas mereka. Padahal aku belum melakukan apa- apa.” bisikknya dalam hati. Timbul kecemasan ketika Pak Guru menghampiri meja demi meja untuk melihat hasil karya masing- masing anak. Akhirnya, tibalah Pak Guru di meja si anak berkacamata. “Apa yang sudah kau gambar ?” tanya Pak Guru sambil mengambil kertas lukisnya. “Aha… Salju putih yang menutupi seluruh permukaan kertas. Ide yang bagus ! Indah sekali !” serunya sambil mengacungkan jempol tanda penghargaan kepada anak berkacamata. Spontan, senyum lebar merekah di wajah anak laki-laki itu. Kini kepercayaan diri dan jiwa seninya bangkit kembali.
sumber: http://damtara.wordpress.com/2011/03/12/adakah-wujud-motivator-dalam-dirimu/#more-106